Aktifasi Nyata KKNP 29 Umsida: Branding Pariwisata Lokal “Kampoeng Susu”

Pasuruan – Fajar Nusantara News, Desa kalipucang yang terletak di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, telah lama dikenal sebagai desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai peternak sapi perah. Sejak tahun 2015, desa ini resmi dikenal juga sebagai Kampung Susu, dengan fokus utama pada edukasi terkait pengelolaan susu sapi perah, mulai dari proses perawatan sapi, pemerah susu, hingga menikmati produksi susu segar.

Awal mula eduwisata kampoeng susu ini berakar dari adanya Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Keberadaan SPR menjadi wadah bagi para peternak untuk mendapatkan edukasi dan pembinaan terkait peternakan sapi perah yang lebih modern dan berkelanjutan. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2017, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam Lestari mulai mengembangkan potensi SPR menjadi destinasi eduwisata dengan tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Dimas, selaku pengelola Kampoeng Susu mengungkapkan bahwa “Masyarakat desa dengan semangat gotong royong turut berperan dalam mengembangkan dan menjaga keberlanjutan wisata ini. Awalnya hanya sekadar tempat edukasi peternakan sapi perah bagi masyarakat sekitar. Namun, dengan kerja sama antara warga, Pokdarwis, dan beberapa pihak terkait, akhirnya Kampung Susu berkembang menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik bagi banyak pengunjung,” ujarnya.

Salah satu fasilitas utama di Kampung Susu adalah Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP), yang menjadi tempat penampungan susu bagi para peternak setempat. KPSP telah berdiri cukup lama, dan dalam perkembangannya, tempat penampungan susu ini mengalami pemindahan lokasi demi meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi. Selain itu, ada juga industri pengolahan keju yang berkembang dari hasil kerja sama dengan KPSP. Produk keju yang dihasilkan antara lain keju cedar, mozzarella, kalumi, kulbi, dan cream cheese. Keju-keju ini mayoritas dijual ke pabrik, meskipun ada juga yang dijual langsung kepada konsumen.

Dimas juga menjelaskan bahwa edukasi di Kampung Susu lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pengunjung dapat melihat dari dekat proses pemerahan susu, mengunjungi peternakan sapi, hingga menikmati susu segar yang dihasilkan dari sapi-sapi di kampoeng susu ini. Namun, ada beberapa area yang harus tetap steril, seperti area produksi keju. “Pengunjung tidak bisa melihat langsung proses pembuatan keju karena harus menjaga sterilitas. Biasanya, edukasi hanya dilakukan dari luar melalui kaca atau pintu pengamatan,” ungkap Dimas. Selain menjadi tempat edukasi, Kampung Susu juga memiliki beberapa wahana rekreasi, seperti kolam renang anak dan terapi ikan. Sejak awal berdirinya, fasilitas ini terus mengalami perbaikan guna meningkatkan kenyamanan pengunjung.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKNP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo turut berkontribusi dalam pengembangan Kampoeng Susu. Pada 10 Feb 2025, mahasiswa KKNP kelompok 29 melakukan program revitalisasi dengan tujuan meningkatkan daya tarik wisata ini. Program yang dilakukan meliputi produksi dan pemasangan spanduk di loket, pemasangan petunjuk arah tempat parkir, serta pemasangan banner media edukasi terkait peternakan sapi perah.

Amanda, mahasiswa KKNP 29 divisi Pariwisata, menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk memperjelas informasi bagi para pengunjung. “Kami ingin memastikan bahwa wisatawan yang datang ke Kampoeng Susu bisa mendapatkan pengalaman yang lebih nyaman dan edukatif. Dengan adanya penataan ulang fasilitas serta pemasangan papan petunjuk, kami berharap pengunjung dapat lebih mudah dalam menjelajahi setiap sudut Kampoeng Susu,” ujarnya.

Fokus utama Kampoeng Susu saat ini adalah produksi susu dan keju, meskipun masih terdapat keterbatasan alat dalam pengolahan produk turunan lainnya. Namun, ke depannya, pengelola berharap bisa memanfaatkan limbah keju untuk diolah menjadi produk lain yang memiliki nilai jual. Sistem kerja di Kampoeng Susu pun beragam. Para pegawai yang bekerja di Kampung Susu berada di bawah naungan pemilik, sementara pegawai di pabrik keju dikelola oleh perusahaan rekanan terkait. Selain itu, Kampoeng Susu bekerja sama dengan KPSP dalam sistem distribusi susu. Susu yang dikumpulkan di KPSP yang kemudian dikirim ke tempat produksi, baik untuk dijual secara langsung maupun dikirim ke pabrik. Harga susu yang dijual melalui KPSP cenderung stabil dan peternak mendapatkan pembayaran setiap 10 hari sekali. Selain itu, terdapat fasilitas ‘tabungan’ lebaran bagi peternak yang bekerja sama dengan KPSP.

Kampoeng Susu Kalipucang buka untuk umum pada akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu. Namun, untuk kunjungan edukasi anak-anak, pihak pengelola juga menerima kunjungan pada hari efektif. Salah satu daya tarik utama yang membuat Kampoeng Susu semakin diminati adalah kebersihan air di area wisata, di mana air kolam tidak mengandung kaporit dan dibersihkan secara rutin setiap minggu.

Dengan segala potensi yang dimiliki, Kampoeng Susu Kalipucang terus berupaya untuk berkembang dan menjadi destinasi wisata edukasi unggulan di Jawa Timur khususnya daerah kabupaten Pasuruan. Melalui inovasi dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Kampoeng Susu dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat sekitar, baik dari segi edukasi, ekonomi, maupun kesejahteraan peternak lokal. (Satrio)